PSSI pimpinan Djohar Arifin Husin bersiap-siap jelang pertemuan
dengan tim Task Force AFC di Malaysia, Selasa, 24 April 2012.
Rencananya, PSSI Djohar akan menjelaskan proses terjadinya dualisme
kompetisi di Indonesia.
Hal ini diungkapkan Wakil Sekjen PSSI,
Tondo Widodo. Menurut Tondo, PSSI akan membeberkan kepada tim Task Force
apa yang menyebabkan terjadinya dualisme kompetisi versi mereka
sendiri. "Kami belum tahu apa daftar yang akan ditanyakan oleh tim task force AFC. Kami akan siapkan mengapa muncul dualisme kompetisi versi kami," ujar Tondo kepada wartawan, Senin, 23 April 2012.
Tondo menjelaskan, menurut pandangan PSSI penyebab dualisme kompetisi adalah sikap PT Liga Indonesia yang tidak bersedia menyerahkan kewenangan kepada PSSI terkait regulasi kompetisi. Selanjutnya PSSI memutuskan untuk membekukan PT Liga Indonesia pada Agustus 2012 dan membentuk PT Liga Prima Indonesia Sportindo sebagai penggerak kompetisi. "Diaudit juga tidak mau," katanya.
Tondo menyatakan kalau PSSI sudah mencoba merangkul klub-klub yang berlaga di kompetisi Liga Super Indonesia (ISL) yang dikelola oleh PT Liga. Namun klub-klub menolak upaya PSSI.
"Awal Desember kami sudah mulai melakukan rekonsiliasi. Kami panggil klub-klub ISL selama tiga kali, tapi tidak hadir. Lalu Menpora juga minta semua pemain tim nasional (timnas) dipanggil. Jadi itu jadi salah satu usaha PSSI untuk merangkul dan menyelesaikan konflik dualisme kompetisi," ujar Tondo.
Seperti diketahui dualisme kompetisi mencuat ke permukaan saat klub peserta managers meeting 13 Oktober 2011 lalu terpecah. Saat sebagian menilai kebijakan PSSI yang memaksakan kompetisi dengan 24 tim telah menyalahi statuta PSSI dan amanah Kongres Bali.
Mereka juga menolak kehadiran PT LPIS sebagai pengelola liga baru dan juga menentang pembagian saham versi PSSI di mana klub hanya kebagian 70 persen dan sisanya menjadi milik PSSI. Selanjutnya klub-klub ini meminta PT Liga Indonesia untuk kembali menggulirkan Liga Super Indonesia (ISL) 2011-12.
Klub yang menentang kebijakan PSSI tergabung dalam kelompok 14. Mereka mengeluarkan 4 poin kesepakatan di mana salah satunya adalah tetap konsisten melanjutkan ISL yang dikelola PT LI sesuai amanat dan ketetapan Kongres PSSI di Bali, Januari 2011.
Sebaliknya, PSSI tetap pada keputusannya menggelar Indonesian Premier League (IPL). Kompetisi ini kini hanya diikuti oleh 12 tim, yakni Semen Padang, Persija 1928, Arema, Persiraja, PSM Makassar, Persibo Bojonegoro, Persiba Bantul, Persebaya, Persijap Jepara, Bontang FC, Persema Malang, dan PSMS Medan.
ISL sendiri diikuti oleh 18 tim. Masing-masing adalah Persisam Samarinda, Sriwijaya FC, Persib Bandung, Persija Jakarta, Mitra Kukar, Persipura Jayapura, PSPS Pekanbaru, Persegres, Persiwa Wamena, PSMS Medan, Persela Lamongan, Deltras Sidoarjo, Pelita Jaya, Persidafon Dafonsoro, PSAP Sigli, Arema, dan Persiram.
AFC telah membentuk Tim Task Force untuk membantu PSSI menyelesaikan
masalah yang menimpa sepak bola Indonesia. Tim ini terdiri atas empat
orang yakni, Wakil Presiden AFC Pangeran Abdullah Ibnu Ahmad Sultan
Shah, Sekjen AFC Alex Soosay, anggota exco AFC Dato' Worawi Makudi, dan
Ketua Hubungan Internasional AFC, James Johnson.
Tak hanya PSSI Djohar, tim Task Force juga mengundang PSSI pimpinan
La Nyalla Mattalitti. PSSI Djohar rencananya akan diwakili oleh Wakil
Ketua Umum Farid Rahman dan Sekjen Tri Goestoro. Sedangkan kubu La
Nyalla akan diwakili oleh CEO PT Liga Indonesia, Joko Driyono dan Ketua
Komdis PSSI, Hinca Panjaitan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar